A. BIOGRAFI
Pierre Bourdieu memegang kedudukan prestisius dalam sosiologi di College de France (jankisn, 1992) dia lahir di kota kecil selatan selatan Prancis pada 1930, ayahnya pegawai negeri, dan Bourdieu tumbuh di keluarga menengah ke bawash. Pada awal 1950- an dia masuk sekolah prestisius di paris, Ecole Normale Superieure. Akan tetapi dia menolak untuk menulis tesis, sebagian karena ia keberatan dengan kualitas pendidikannya yang sedang-sedang saja dan keberatan terhadap struktur sekolah yang otoriter, dia aktif dalam menentang orientasi komunis yang kuat yang di anut oleh sekolahnya.
Bourdieu mengajar sebentar di sekolah provinsi, tetapi masuk wajib militer pada tahun 156 dan menghabisdkan waktu dua tahun di aljazair bersama tentanra perancis. Dia menulis sebuah buku tentang pengalamannya dan tetap berada di aljazair selama dua tahun setelah wajib militernya usai. Dia kembali ke prancis pada 1960 dan bekerja sebagai asisten di Universitas Paris selama setahun. Daia mengikuti kuliah antropologi Leve-strauss di College de France dan bekerja sebagai asisten untuk sosiolog Raymond Aron. Bourdieu pindah ke Universitas Lille selama tiga tahun dan kembali menduduki posisi yang sangat kuat sebagai Direktur Studi di L’Ecole Practique Des hautes Etudes pada 1964.
Selama tahun tahun selanjutnya Bourdieu menjadi Figur utama di paris, Prancis dan lingkaran intelektual. Karnyanya berpengaruh terhadap sejumlah bidang yang berbeda, termasuk pendidikan, antropologi, dan sosiologi. Dia mengumpulkan kelompok murid pad a1960-an, dan sejak itu para pengikutnya berkolaborasi dengannya dan membuat kontribusi intelektual. Pada 1968 Centre de Sosiologie Europeenne di didirika dan Bourdieu menjadi di rekrutnya. Bersama asosiasi ini muncul usaha terbitan yang unik, Actes de Rechercheche en Sciences Sociales, yang menjadi outlet penting untuk karya-karya Bourdieu dan pendukungnya.
Ketika Raymond Aron pensiun pada 1981 kedudukan pimpinan College de France menjadi lowong, dan sebagian besar sosiolog terkemuka prancis (misalnya, Raymond Boudon dan Alain Touraine) bersaing untuk mendudukinya. Akan tetapi, kedudukan itu jatuh ke tangan Bourdieu (jankins, 1992). Sejak saat itu Bourdieu menjadi pengarang yang lebih prolifik ketimbang sebelumnya, dan reputasi terus menunjang.
Salah satu aspek yang paling menarik dari Bourdieu adalah cara di mana ide-idenya, terkadang seca eksplisit dan terkadang implisit, berbentuk dialog antar perorang. Misalnya, banyak ide-ide awalnya di susun dalam bentuk dialog antar dua sarjana terkemuka pada masa ia masih belajar – Jean Paul Sartre dan Claude Levi-Strauss.dari eksistensialisme Sartre, Bourdieu mendapatkan pemahaman yang kuat tenatang aktor sebagai kreator dunia sosialnya. Akan tetapi, Bourdieu merasa bahwa Sartre melangkah terlampau jauh dan memberi terlalu banyak kekuasaan pada aktor dan dalam proses itu dia mengabaikan batasan Struktur terhadap para aktor itu.karena tertarik pada struktur, Bourdieu beralih ke karya strukturalis terkemuka, Levi Strauss. Pertama-tama Bourdieu menganut orintasinya; dalam kenyataannya, dia pernah mendiskripsikan dirinya sebagai” Strukturalis yang bahagia”(di kutip dalam Jankins, 1992;12), akan tetapi, beberapa riset awalnya membawanya kekesimpulan bahwa strukturalisme adalah sama terbatasnya dengan eksistensialisme, meski dalam arah yang berbeda. Dia berkeberatan dalam fakta bahwa para strukturalis memandang diri mereka sebagai pengamat istimewa terhadap orang lain yang di asumsikan akan di kontrol oleh struktur yang mereka sadari. Bourdieu mulai meremehkan bidang yang semata-mata menfokuskan diri pada batasan struktur, dan mengatakan sosiologi;
Barang kali tak akan berharga sedikit pun jika semata-mata berniat membuka kawat yang mengaktifkan individu yang di amati- jika ia melupakan bahwa ia berhubungan dengan manusia, bahkan mereka yang tak tahu aturannya-jika, singkatnya, sosiologi tidak memulihkan makna tindakan kepada aktor.( Bourdieu, di kutip dalam Robbins, 1991;37)
Bourdieu mendefinisikan salah satu tujuan dasarnya dalam reaksi terhadap akses strukturalisme ”Niat saya adalah mengembalikan kehidupan nyata aktor yang di lenyapkan di atngan Levi-Strauss dan strukturalis lainnya….yagn menganggap sebagai epifenomena struktur”(di kutip dalam jenkins, 1992;17-18). Dengan kata lain, Bourdieu ingin mengintegrasikan setidaknya sebagian dari eksistensialisme Sartre dengan strukturalisme Levi-strauss.
Pemikiran Bourdieu juga banyak di bentuk oleh teroi Marxian dan Marxis. Seperti yang kita lihat,banyak mahasiswa, Bourdieu keberatan tentang akses dari Marxis dan dia kemudian menolak ide Marxisme struktural. Sementara Bourdieu tidak dapat di anggap sebagai seorangMarxis, jelas dalam ide-idenya ada pengaruh dari teori Marxis. Yang paling menonjol adalah penekanannya pada praktik (praksis)dan keinginan untuk mengintegrasikan teori dengan praktik (riset) dalam sosiologinya.(dapat di katakan bahwa Bourdieu mengerjakan “praxeologi”bukannya eksistensialisme atau strukturalisme).ada juga pengaruh liberalions dalam karyanya di mana dia dapat di katakan tertarik untuk membebaskan orang dari dominasi politik dan kelas. Tetapi, sebagaiman kasus Sartre dan Levi Strauss, Bourdieu paling baik di lihat sebagai pencipta ide–idenya sendiri dengan menggunakan Marx dan Marxis sebagai titk tolaknya.
Ada jejak pengaruh teroi lainnya dalam karnya-karyanya, khususnya Weber dan teoritis sosiologi prancis terkemuka, Emile Durkhaime. Akan tetapi, Bourdieu menolak di cap sebagai Marxian, Weberian, Durkheimian, atau yang lainya. Dia menganggap label semacam itu bersifat membatasi, terlalu menyederhanakan, dan berbenturan dengan karnya-karyanya. Dalam satu pengetian , Bourdieu mengembangkan ide-idenya dalam dialog Kritis yang di mulai ketika dia mesih mahasaiswa dan berlanjut sampai sekarang:”segala sesuatu yang telah saya lakukan dalam sosiologi dan antropologi telah saya kerjakan dengan menentang apap yang di ajarkan kepada saya”( Bourdieu dan Wacquat, 1992;204) Bourdieu meninggal di usia 71 tahun pada 23 januari 2002.
Lawatan Leluhur
10 bulan yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar