Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Cari iLmu DuNk

Rabu, 15 Desember 2010

GEORG SIMMEL

A.  BIOGRAFI
Simmel lahir di Berlin, 1 Maret 1858. ia mempelajari berbagai cabang ilmu di Universitas Berlin. Tetapi, upaya pertamanya untuk menyusus disertasi di tolak dan salah satu profesor pun mengatakan “kami akan banyak membantu tak mendorongnya ke arah ini(Frisby 1984;23). Meski proposal pertamanya di tolak, ia mempertahankan disertasi dan menerima gelart doktor filsafat tahun 1881. hingga 1914 ia tetapi di Universitas Berlin berstatus tenaga pengajar meski hanya menduduki jabatan yang relatif tak penting sebagai “dosen privat” dari 1885-1900. dia kemudian ia menjadi dosen yang tak di gaji, yang kehidupanya tergantung pada honor dari mahasiswa. Meski honornya kecil, dalam jabatan ini kehidupan ekonominya agak baik karena ia seorang dosen yang cerdas dan menarik banyak mahasiswa yang membanyar.(Frisby, 1981;17;Salomen, 1963/1997). Gaya mengajarnya demikian populer, hingga bahkan orang terpelajar pun mengadiri kuliahnya.
Keterpinggiran Simmel pararel dengan fakta bahwa Simmel adak kontradiktif dan merupakan pribadi yang
membingungkan:
Jika kita kumpulkan keterangan yang di tinggalkan oleh teman mahasiswanya di masa itu,kita akan menemukan sejumlah indikasi mengenai Simmel yang kadang-kadang saling bertentangan. Ada yang melukiskannya sebagai orang yang tinggi dan ramping, orang lain melukiskannya sebagai orang pendek dan berpenampilan sedih. Dilaporkan penampilan tidak menarik, khas yahudi, tetapi juga sangat cerdas dan nigrat. Di laporkan pula ia pekerja keras, juga lucu, dan sangat pandai berbicara. Terdengar pula ia sangat pintar( Lukacs, 1991;145)ramah, rapi, tetapi ia pun irasional, kusam dan sembrono (Schnabel di kutip dalam Poggi, 1993;55)
Simmel menilis banyak artikel (“The Metropolis and Mental Life)dan buku the Philosophy of Money. Ia terkenal di kalangan akademisi Jerman, mempunyai pengikut internasional, terutama di Amerika. Di situ karyanya berpengaruh besar dalam kelahiran sosiologi. Tahun 1900 ia menerima penghargaan resmi gelar kehormatan murni dari Universitas Berlin yang tak memberinya status akademisi penuh.Simmel mencoba mendapat berbegai status akademisi, namun ia gagal meski mendpat dukungan sarjan seperti Max Weber. Salah satu alasan yang menyebapkan Simmel gagal adalah karena ia keturunan yahudi, sementara di abad 19 jerman sedang di landa paham anti-yahudi (kasler, 1985) . begitulah, dalam sebuah laporan tentang Simmel yang di tulis untuk materi pendidikan, Simmel di lukiskan sebagai seorang “iarael tulen dalam penampilan luarnya, dalam sikapnya dan dalam cara berpikirnya”(Frisby, 1981;25)alasan lain adalah jenis karya yang di hasilkan. Banyak artikel di muat dlam koran dan majalah; yang di tulis untuk konsumen lebih umum ketimbang untuk sosiologi semata (Rammstedt, 1991). Lagi pula ia tak memegang jabatan akademisi reguler terpeksa ia mencari nafkah melalui ceramah umum. Peminat tulisannya maupun ceramanya lebih banyak intelektual publik ketimbang sosiologi profesional dan ini cenderung menimbulkan penilaian yang melecehkan diri rekan seprofesinya, misalnya salah seorang rekan sezaman mengutuknya karena “pengruhnya…terhadap suasana umum dan, teritama, terhadap jurnalisme”(Troeltsch di kutip dalam Frisby, 1981;13). Kegagalan personal Simmel pun dapat di kaitkan dengan rendahnya penghargaan akademisi jerman terhadap sosiologi ketika itu.
Tahun 1914 Simmel akhirnya dianggkat sebagai dosen tetapi di Universitas kecil (Strasbourg), tetapi sekali lagi ia merasa sebagai orang asing. Di satu sisi ia menyesal meninggalkan peminat ceramahnya di Berlin. Istrinya menyurati Max Weber;”George meninggalkan peminatnya dengan sedih…mahasiswa di berlin itu sangat simpatik dan setia…inilah keberangkatan ke puncak kehidupan”(Frisby, 1981;29).di sisi lain Simmel tak meras menjadi bagian kehidupan dari Universitas barunya itu.ia menyurati istri Weber;”hampir tak ada yang dapat kami laporkan, kami hidup……menyendiri, tertutup, acuh tak acuh, terpencil dari kehidupan luar. Kegiatan akademisi = 0 orangnya…asing dan bermusuhan secara diam-diam.”(Frisby, 1983;32). Perang dunia 1 pecah segera setelah Simmel di angkat menjadi dosen Strasbourg. Ruang kuliah di ubah menjadi rumah sakit militer dan mahasiswa ikut berperang. Demikianlah Simmel tetap menjadi kokoh marjinal di dunia akademisi Jerman sehingga kematihan tahun 1918. ia tak pernah mendapat karir akademisi yang normal. Bagaimanapun juga Simmel menarik perhatian sejumlah besar mahasiswa di zamannya dan kemasyhurannya sebagai seorang sejarah terpelihara bertahun-tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar