Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Cari iLmu DuNk

Rabu, 15 Desember 2010

GEORGE RITZER

A.  BIOGRAFI
Karya biografi dan auto biografi berguna membantu kita dalam memahami karya teoritis sosiologi pada umunya. Thomas hankin, sejarah ilmu menjelaskan sebagai berikut:
    Biografi lengkap seorang ilmuan, yang tak hanya meliputi kepribadian saja, tetapi juga mengenai karya ilmiah dan konteks sosial dan intelektual di zamannya…masih tetap menjadi cara yang terbaik untuk menemukan masalah yangmengelilingi tulisan tentang sejarah ilmu …ilmu di ciptakan oleh individu, tetapi banyak di antara karya ilmiah itu yang di dorong oleh kekuatan dari luar, yang berpengaruh melalui ilmuan itu sendiri. Biografi adalah lensa kesustraan, dengan lensa ini kita dapat melihat proses penciptaan ilmu dengan cara yang terbaik.
(Hankins, 1979;14)
    Apa yang di tegaskan oleh Hankins mengenai ilmu pada umunya menjelaskan orientasi saya atas biografi teoritis sosiologi, termasuk diri saya sendiri, guntingan auto biografi ini di rencanakan untuk memberikan kesan bahwa biografi dapat di manfaatkan sebagai alat untuk analisis metateoritis.
    Walau saya telah mengajar di jurusan sosiologi selama lebih dari 30 tahun dan telah menulis sejumlah besar buku kajian sosiologi di seluruh dunia, namun tak satupun gelar sarjana saya bukan di bidang sosiologi. Keterbatasan latar belakang sosiologi di bidang sosiologi ini mendorong saya untuk mempelajari sosiologi secara umum dan teori sosiologi secara khususnya. Upaya studi metateori ini juga, sekutrangnya dalam satu hal,di bantu dengan kerja keras untuk memahami terori sosiologi. Karena saya tak dididk  menurut satu “aliran “khusus. Saya mempelajari teori sosiologi dengan hanya berbekal sedikit konsepsi dan bias,barang kali saya adalah pelajar dari seluruh “aliran pemikir”; keseluruhanya memberikan keuntungan yang sama bagi pemahaman teoritis saya.
    Karya metateori petertama saya,sociology; A Multiple science (1075), tak hanya berupaya menyusun pradigma sosiologi yang terpisah-pisah dan sering bentrok (konflik) satu sama lain itu tetapi juga mencoba membahas kemungkinan untuk munghubungkan,menjembatani,menyatukan dan menggunakan pradigma sosiologi yang beragam itu.merasa tak enak dengan konflik paradigmatis itu, saya ingin melihat suasana yang lebihharmonis dan rukun dalam sosiologi. Hasrat itulah yang mendorongsaya menerbitkan buku Toward an integrated sociological paradigm (1981a); di dalamnya saya lebih memusatkan perhatian sepenuhnya pada sebuah padigma yang terintegrasi. Di tahun belakangan ini, minat terhadap penyelesaian konflik teoritis mendorong saya memusatkan perhatian pada integrasi mikro-makro (1990a) dan integrasi keagenan-struktur(Ritzer dan Gindolf, 1994)mauoun pada maslah yang lebih luas yakni pad admaslaah sintesis teoritis(1990b). minat saya terhadap karya metateoritis di jelaskan oleh Hasrat saya untuk memahami teori dengan lebih baik dan untuk menyelesaikan konflik dalam teori sosiologi. Dalam buku saya metatheorizing (1992b)saya telah mengemukan perlunya studi sistematis atas teori sosiologi,saya percaya bahwa kita perlu lebih banyak melakukan studi itu untuk memahami teori dengan lebih baik, menghasilkan teori baru, dan perspektif teoritis yang lebih luas jangkauanya (metateori)studi metateoritis juga beroreantasi untuk menjernikan masalah yang di pertentangkan, menyelesaikan perselisian pendapat dan untuk menemukan peluang lebih besar dalam mencapai sistesis dan integrasi.
    Setelah bertahun-tahun berusaha menerangkan sifat teori sosiologi, pada awal 1990-an saya mulai cemas dengan abstraksi karya metateoritis, sehingga saya berusaha mengaplikasikan berbagai teori yang telah saya pelajari kepada aspek-apek konkret dari dunia sosial. Saya pernah sedikit melakukannya pada 1980-an , menerapkan teori Weber pada rasionalisasi restoran Fasr-Fod (1893)dan profesi medis (Ritzer dan Walczak,1988). Saya merevisi esai 1982 tersebut. Dan hasilnya adalah sebuah buku The McDonaldization of Society (1993, 1996, 2000a)yang menyatakan bahwa sementara birokrasi menjadi paradikma rasionalisasi formal di era Weber , yang menjadi model paradikma birokrasi dalam masyarakat moderen adalah restoran cepat saji (esai tambahan untuk topik ini di jumpai dalam the McDonaldization Thyesis[1998].)dalam expressing America; A Critique of ther Global Credit Card Society (1995) saya mengalihkan pada fenomena ekonomi sehari-hari kita, yang saya analisis bukan dari perspektif teori rasionalitas, tetapi dari perspektif lain , termasuk ide teoritis tentang uang dari Georg Simmel.
    Karya tentang restoran fast-fod dan kartu kredit ini membawa kepada kesadaran bahwa apa yang sesungguhnya menjadi minatr saya adalah sosiologi konsumsi, yang belum banyak di kembangkan di Amerika Serikat, setidaknya di bandingkan dengan Great Britain dan negara eropa lainnya. Ini menghasilkan enchanting a Disenchanted Word Revolutionizing the Means of consumption (1999), di mana saya menggunakan teori Weberian- Marxian , dan teori post - modern untuk menganalisa alat konsumsi baru (superstore, megamall, cybermall, televisi Home-Shopping, Kasino, Taman Hiburan, dan kapal pesiar, dan juga restouran Fast Fod, dan waralaba lainnya)yang menjadi cara forang Amerika dan di belahan dunia lainya mengkonsumsi barang dan jasa.
    Capital Global dari McDonald dan McDonaldisasi, kartu kredit, dan alat-alat konsumsi baru membawa saya pada minat Globalisasi dan menghasilkan buku Globalization of Nothing (2004), sementara saya tidak bisa mengesampingkan isue metateoritis , dan sesungguhnya baru-baru ini saya membahasnya (Ritzer, 2001)rencana saya sekarang adalah melanjutkan penggunaan teori untuk memikirkan dunia kontemporer, khususnya konsumsi dan globalisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar