Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Cari iLmu DuNk

Rabu, 15 Desember 2010

GEORGE WILL (NOAM CHOMSKY)


GEORGE WELL
Dalam prakata Knowledge Of Langeage, Chomsky bertanya bagaimana bisa orang hanya sedikit tahu tentang struktur dan fungsi masyarakat mereka sendiri, padahal begitu banyak fakta yang tersebar. Dia menyebut hal ini sebagai “Masalah Orwell(Orwell’s Problem)” dan mendefinisikan sebagai “kemampuan sistem totalitarian untuk menanamkan pengaruhnya yang kemudian di terimanya secara luas meski tidak punya dasar sama sekali divariasikan dengan hanya menyodorkan fakta gamblang tentang dunia di sekitar kita.”
    George Orwell adalah nama pena dari Eric Arthur Blair, yang lahir pada tahun 1903 di Motohari, India, anak seorang menteri kolonial inggris. Orwell menciptakan suatu kerangka untuk menganalisa propaganda politik dan kontrol pikiran yang kemudian menjadi bagian dari dongeng modern.
    Sayangnya, para pembuat propaganda barang kali lebih mendalami analisisOwell dari pada mereka yang menjadi target pencucian buku Orwell Homege To Catalonia (1938) di tulis dari pengalamannya sendiri ketika ia masih bergabung dengan kaum loyalist Spayol dan mengalami lika berat ketika terjadi perang saudara di Spayol. Orwell sempat menyaksikan hari-hari awal fasisme ketika di terapkan di Spayol di bawah pimpinan diktator Franco. Karakteristik Fasisme yang kemudian di kenal luas meliputi: kontrol privat atas kekayaan dan sumber daya secazra terpusat, kontrol atas informasi, investasi besar-besaran di bidang peralatan tempur; penindasan gerakan serikat buruh dan gerakan demokratis populer, agresi militer yang memperluas wilayah. Dan lain sebagainya.fasisme adalah hasil pengembangan secara alamiah dari sistem monarki. Keturunan kaum aristokrat pada zaman industrilah yang mengembangkannya ketika mereka menyadari baha dengan memproduksi dan menjual alat-alat perang akan dapat di raup keuntungan yang luar biasa besarnya.
    Novel Orwell, 1984 (di terbitkan tahun 1949), melukiskan suatu dunia di mana ada tida superpower utama yang terus berusa mempertahankan adanya perang, yang secara periodik menggatikan musuh-musuhnya. Perang amat penting bagi negar, untuk menjalankan roda perekonomian mereka dan struktur kontrolnya. Banyak konsep dan ekspresi dari buku 1984 (umpamanya, thugtcrime dan thoughtpolice)menjadi pembicaraan kita sehari-hari. Kementrian kebenaran (MI-nistry of truth)adalah tempat dimana Winston, pahlawan dalam buku 1984, bekerja “membersihkan” laporan-laporan berita dan mengubah opini publik setiap hari demi kepentingan penguasa. Newspeak adalah nama untuk bahasa yang di gunakan pemerintah untuk menyembunyikan apa yang dilakukannya. Menggunakan teknik-teknik semacam penyederhanaan kata, eufemisme, penggambaran yang sengaja di kelirukan, penyingkatan, pengaburan makna, dan pemitar balikan arti. Newspeak membuat bahasa menjadi begitu tak bermakna sehingga tidak layak untuk di pakai berkomunikasi – atau bahkan untuk memahami – aktivitas megara.
    “tidakkah kau tahu bahwa tujuan utama dari Newspeak adalah untuk memicikkan pikiran? Pada akhirnya kita tidak akan pernah mampu melakukan Toughtcrime karena tidak ada kata-kata untuk mengekspresikanya…setiap tahun….tentang kesadaran (akan bertubuh)…semakin kerdil…” dari 1984, George Owell.
    Doublethink dan doublespeak mengacu kepada pemakaiaan kata-kata untuk maksud sebaliknya. Suatu taktik yang di gunakan pemerintah untuk mengaburkan makna sebenarnya atas apa yang mereka lakukan. Contoh, kata “Demi Perdamaian”akan mereka gunakan untuk sebagai kata ganti invansi. Anda ingat kata “penyerderhanaan pajak”?
    Esai Owell yang di tulis pada tahun 1946 “Politics and the English Language” adalah analisis yang bagus mengenai bagaimana korupsi bahasa berkaitan dengan kontrol politik \. Dalam esainya yang menjelaskan bagaimana bahasa dapat di gunakan untuk memanipulasi atau menyesatkan. “Pada saat ini, pidato dan tulisan politik sebagian besar hanyalah mempertahankan sesuatu yang tidak dapat di pertahankan,”ujarnya, terdengan seperti apa yang di katakan Chomsky di kemudian hari.”daerah-daerah yang tidak punya pertahanan di bombardir lewat udara, penduduk terpaksa harus  mengungsi keluar kota, binatang trnak di bantai, rumah-rumah di bakar: inilah yang di sebut perdamaiaan. Jutaan petani di usir dari perternakan mereka sehingga mereka dengan susah-payah menyusuri jalan dengan bawa’an ala kadarnya: inilah yang di sebut pemindahan penduduk atau pengaturan ulang daerah perbatasan.”
    Orang-orang di penjara selama bertahun-tahun tanpa menjalani proses pengadilan, atau di tembak dari belakang atau di kirim ke kamp Arctic kutub utara agar mati kekurangan gizi: inilah yang di sebut pembersihan unsur-unsur yang lemah. Penyusuhan kata-kata seperi itu di butuhkan bila seseorang ingin menyebut sesuatu tanpa menyertakan gambaran mental dari hal tersebut. Contoh, pikirkan jika saja beberapa profesor inggris yang mapan membela totalitarianisme rusia. Dia tidak dapat mengatakan secara utuh, saya yakin bahwa bila dengan membunuh lawan, kamu dapat menggapai tujuanmu, maka kamu akan melakukannya. Maka dari itu, dia akan berkata kira-kira seperti ini:
    Manakala ada sura yang menyatakan bahwa rejim Uni Soviet menunjukkan hal-hal tertentu yang cenderung di sesalkan kaum humanitaria, kita harus, saya kira, setuju bahwa adanya batasan-batasan tertentu atas hak untuk melakukan penentangan politik takkan bisa di hindari seiring dengan masih berlangsungnya periode transisi. Karenanya, kekerasan yang di derita oleh rakyat Rusia cukup bisa di benarkan dalam lingkup pencapaiaan kongkrit.

    “Ketika ada kesenjangan antara kenyataan yang di alami seseorang dengan tujuan seseorang yang dinyatakan dengan sendirinya akan membutuhkan banyak kata untuk menjelaskan……..seperti sotong yang menyemburkan tinta”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar